Senin, 12 September 2016

HIBRIDISASI ORBITAL



HIBRIDISASI ORBITAL

            Hibridisasi adalah kombinasi dua atau lebih orbital atom asli native pada suatu atom menghasilkan orbital hibrida dengan syarat jumlah orbital atom yang berkombinasi harus sama dengan jumlah orbital hibrida yang terbentuk.
1. Hibridisasi sp3
            Linus Pauling (1931) menjelaskan secara matematis
bagaimana orbital s dan tiga orbital p berkombinasi atau terhibridisasi
membentuk empat orbital atom yang ekuivalen dengan bentuk
tetrahedral. Orbital yang berbentuk tetrahedral disebut dengan
hibridisasi sp3. Angka tiga menyatakan berapa banyak tipe orbital
atom yang berkombinasi, bukan menyatakan jumlah elektron yang
mengisi orbital.
a. Atom Karbon
Atom karbon memiliki dua orbital (2s dan 2p) untuk membentuk ikatan, artinya jika bereaksi dengan hidrogen maka akan terbentuk dua ikatan C-H. Faktanya, atom karbon membentuk empat ikatan C-H dan menghasilkan molekul metana dengan bentuk bangun ruang tetrahedron.Atom karbon memiliki konfigurasi ground-state 1s2 2s2 2px1 2py1.
pada kulit terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s, dan dua elektron tak perpasangan dalam orbital 2p.Atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan, contohnya CH2. Pada kenyataannya, molekul CH2 sangat jarang ditemukan dan lebih banyak terbentuk molekul CH4. Alternatifnya adalah satu elektron pada orbital 2s dipromosikan ke orbital 2pz. Konfigurasi baru ini memiliki satu elektron yang berada pada tingkat energi yang lebih tinggi dari ground-state. Energi yang dibutuhkan untuk mempromosikan elektron tersebut sebesar 96 kkal/mol.
Pada posisi tereksitasi, karbon memiliki empat elektron tak berpasangan dan dapat membentuk empat ikatan dengan hidrogen. Meskipun membutuhkan energi sebesar 96 kkal/mol untuk mengeksitasi satu elektronnya terlebih dahulu, ikatan yang terbentuk
dengan H (pada CH4) jauh lebih stabil dibandingkan ikatan C-H pada molekul CH2. Etana, C2H6, merupakan contoh paling sederhana dari molekul yang mengandung ikatan karbon-karbon. Ikatan karbon-karbon dalam etana memiliki panjang ikatan 1.54 A dan kekuatan ikatan 88 kkal/mol. Untuk ikatan C-H memiliki karakteristik yang sama dengan metana.
b. Atom Nitrogen
Ikatan kovalen tidak hanya terbentuk dalam senyawa karbon, tetapi juga dapat dibentuk oleh atom-atrom lain. Semua ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur-unsur dalam tabel periodik dapat dijelaskan dengan orbital hibrida. Secara prinsip, pembentukan hibrida sama dengan pada atom karbon.
Amonia, NH3, salah satu contoh molekul yang mengandung ikatan kovalen yang melibatkan atom nitrogen. Atom nitrogen memiliki konfigurasi ground-state: 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1, dan memungkinkan atom nitrogen berikatan dengan tiga atom hidrogen.Ketika terdapat tiga elektron tak berpasangan mengisi orbital 2p,ini memungkinkan orbital 1s dari hidrogen untuk overlap dengan orbital 2p tersebut membentuk ikatan sigma. Sudut ikatan yang terbentuk adalah 107.30, mendekati sudut tetrahedral (109.50). Nitrogen memiliki lima elektron pada kulit terluarnya. Pada hibridisasi sp3, satu orbital sp3 diisi oleh dua elektron dan tiga orbital sp3 diisi masingmasing satu elektron.

c. Atom Oksigen
Elektron pada ground-state atom oksigen memiliki konfigurasi: 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1, dan oksigen merupakan atom divalen. Dengan melihat konfigurasi elektronnya, dapat diprediksi bahwa oksigen mampu membentuk dua ikatan sigma karena pada kulit terluarnya terdapat dua elektron tak berpasangan (2py dan 2pz).
Air adalah contoh senyawa yang mengandung oksigen sp3. Sudut ikatan yang terbentuk sebesar 104.50  diperkirakan bahwa orbital dengan pasangan elektron bebas menekan sudut ikatan H-O-H, sehingga sudut yang terbentuk lebih kecil dari sudut ideal (109.50),seperti halnya pasangan elektron bebas dalam ammonia menekan sudut ikatan H-N-H.

2. Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 terjadi jika satu elektron tereksitasi ke orbital p.
a. Atom Karbon
Atom karbon yang terhibridisasi sp2  hanya dapat membentuk tiga ikatan sigma dan satu ikatan pi. Ikatan pi terjadi sebagai akibat dari tumpang tindih elektron pada orbital 2p-2p. Dua atom karbon sp2  dapat saling membentuk ikatan yang kuat, mereka membentuk ikatan sigma melalui overlap orbital sp2- sp2. Kombinasi ikatan sigma sp2 - sp2 dan ikatan pi 2p-2p menghasilkan bentuk ikatan rangkap karbon-karbon. Bentuk bangun ruang dari ikatan atom karbon yang terhibridisasi sp2  adalah trigonal planar.
b. Atom Nitrogen
Nitrogen memiliki tiga elektron tak berpasangan pada orbital hibrid sp3, ketika satu elektron dalam orbital hibrida tersebut tereksitasi ke orbital p maka terbentuk hibrida baru, yaitu sp2. Elektron pada orbital p digunakan untuk membentuk ikatan pi. Jadi, atom nitrogen yang terhibridisasi sp2 memiliki satu ikatan pi yang digunakan untuk membentuk ikatan rangkap dua, mirip dengan molekul etena.
c. Atom Oksigen
Oksigen juga dapat terhibridisasi sp2, yaitu dengan mempromosikan satu elektronnya ke orbital p. Dalam kondisi ini, oksigen hanya memiliki satu ikatan sigma, tetapi juga memilki satu ikatan pi. Contoh molekul yang memiliki atom oksigen terhibridisasi sp2  adalah pada senyawa-senyawa karbonil. Satu contoh terakhir dari hibridisasi orbital yang sering ditemukan adalah boron trifluorida, BF3. Boron hanya memiliki tiga elektron di kulit terluarnya (1s2 2s2 2px1), hal ini berarti bahwa boron hanya dapat membentuk paling banyak tiga ikatan. Kita dapat mempromosikan elektron pada orbital 2s ke orbital 2py, akan tetapi tidak mungkin melengkapi boron dengan elektron oktet. Boron tidak memiliki pasangan elektron bebas, sehingga terdapat satu orbital p (2pz) yang kosong. Molekul BF3 yang terbentuk memiliki geometri planar, sehingga dapat dikatakan bahwa boron
terhibridisasi sp2.

3. Hibridisasi sp
a. Atom Karbon
Atom karbon memiliki kemampuan membentuk tiga macam ikatan, yaitu ikatan tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga. Asetilena, C2H2, contoh paling sederhana dari ikatan karbon-karbon rangkap tiga. Di samping dapat berkombinasi dengan dua atau tiga orbital p,
hibrida orbital 2s juga dapat berkombinasi dengan satu orbital p. Orbital sp memiliki bangun ruang linear dengan sudut ikatan HC-C sebesar 1800 yang telah terverifikasi dari hasil eksperimental. Panjang ikatan hidrogen-karbon sebesar 1.06A dan panjang ikatan
karbon-karbon adalah 1.20 A.
 (a) Ikatan σ C-C terbentuk karena overlap orbital sp-sp dan ikatan
      C-H dibentuk karena overlap orbital sp-s.
(b) dua ikatan π karbonkarbon
      terbentuk melalui overlap orbital p yang berhadap-hadapan antara atom
      karbon yang satu dengan atom karbon lainnya.
b. Atom Nitrogen
Atom nitrogen yang terhibridisasi sp2 memiliki satu ikatan pi yang digunakan untuk membentuk ikatan rangkap dua, mirip dengan molekul etena. Apabila elektron yang tereksitasi ke orbital p ada dua maka nitrogen memiliki kemampuan membentuk dua ikatan pi atau satu ikatan rangkap tiga (hibridisasi sp).


TUGAS: SENYAWA AROMATIK


Menurut Friedrich August Kekule, Jerman (1865), struktur Benzena dituliskan sebagai cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang berselang seling. Benzena merupakan senyawa golongan aromatik, dikenal aromatik karena berbau sedap. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik atau polisiklik. Senyawa hidrokarbon aromatik, meliputi; benzena, toluen, etil benzen, xylen(sebagai BTEX), fenol dan kresol. Senyawa – senyawa ini berbasiskan pada gugusan cincin yang tersusun oleh enam atom karbon. Senyawa aromatik ditandai dengan sifat ikatan antar atom karbon dalam cincin, yaitu ikatan tunggal dan ikatan ganda.

Syarat-syarat aromatisitas

  • Molekul harus berbentuk siklik.
  • Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem berkonjugasi.
  • Molekul haruslah planar.
  • Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektron pi. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron pi adalah antiaromatik.


Tatanama Benzena yaitu : monosubstitusi (satu sustituen), disubstitusi (dua substituen) dan polisubstitusi (lebih dari dua substituen). Benzena mudah disubstitusi, Reaksi substitusi pada Benzena diantaranya substitusi aromatik elektrofilik. Substitusi pertama terdiri dari Halogenasi, Nitrasi, Sulfonasi, Alkilasi dan Asilasi. Substitusi kedua, yaitu Benzena monosubstitusi mengalami lagi substitusi, sehingga menghasilkan disubstitusi, dimana produk disubstitusi tergantung pada substituen pengarah orto,meta dan para.
Sistem cincin senyawa polisiklis aromatis mempunyai nama khusus yang  bersifat individual. Tidak seperti sistem penomoran pada benzena atau  sikloalkana, yang dimulai pada posisi substituen, penomoran pada senyawa  polisiklis aromatis ditetapkan berdasarkan perjanjian, dan tidak berubah dengan adanya substituen.
                                                            

a.     Tata nama satu substituen

       Cl                                       OH                                           CH3
Kloro benzena                Hidroksi benzena                      Metil benzena
Fenil klorida                      Fenil alkohol                                Toluen
Fenol
NO2 NH2
Nitro benzena                    Amino benzena
Fenil Amina
Anilina
b.      Tata nama dua substituen
Dua atom H pada cincin benzena diganti oleh dua atom atau gugus atom. Jika substituen letaknya berdekatan di C no.1 dan 2 dinamakan posisi orto. Jika substituen letaknya terhalang oleh satu atom C dinamakan posisi meta (atom C di No. 1 dan 3) Jika substituen letaknya terhalang oleh dua atom C dinamakan posisi para (atom C di no.1 dan 4).
Hanya satu monobromobenzena atau monoklorobenzena yang pernah diisolasi; artinya tidak ada isomer yang diperoleh dari kedua reaksi tersebut. Ini menyiratkan bahwa keenam hidrogen pada benzena mestinya setara secara kimia. Hidrogen manapun yang digantikan oleh bromin, kita memperoleh monobromobenzena yang sama.

Mekanisme Pengarah Meta, Orto, Dan Phara
Pada naftalena monosubstitusi, posisi substituen dapat juga dinyatakan oleh huruf Yunani. Posisi yang berdekatan dengan karbon-karbon pertemuan cincin disebut posisi, sedangkan pada posisi berikutnya adalah posisi. Dengan sistem ini, 1-nitronaftalena disebut -nitronaftalena, sedangkan 2-nitronaftalena disebut -nitronaftalena. Naftalena sendiri mempunyai empat posisi yang ekivalen, dan empat posisi yang ekivalen. Seperti dalam benzena, pada naftalena dikenal pula hubungan ortho (posisi 1, 2), meta (posisi 1, 3), dan para (posisi 1, 4) untuk menunjukkan hubungan posisi dua substituen. Selain itu dikenal pula  hubungan peri untuk menunjukkan posisi dua substituen yang terletak pada posisi 1 dan 8.

 

6 komentar:

  1. saudari nelly saya ingin bertanya,
    dapatkah anda menjelaskan bagaimana bentuk ikatan sigma dan ikatan phi?

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. trimakasih saudari henisa, saya akan menjawab: Ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya yang juga berlektron tunggal. Hanya terdapat satu bidang simpul dari orbital yang melewati dua inti atom. Ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling kuat. Ikatan sigma dapat dijelaskan dengan jelas untuk molekul diatomik menggunakan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sebagai sumbu ikat).

      Hapus
  2. Saya ingin mencoba menambahkan

    Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik. Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen.
    -Nitrogen
    Nitrogen mempunyai konfigurasi elektron keadaan dasar dari N adalah [He] 2s22p3. tiga dari lima elektron valensi yang digunakan untuk membentuk tiga Ikatan tunggal N―H, meninggalkan satu pasangan elektron bebas.
    -Oksigen
    Oksigen memiliki enam elektron valensi. Setelah hibridisasi, akan memiliki dua setengah penuh orbital sp3 dan akan membentuk dua ikatan. Klor memiliki tujuh elektron valensi. Setelah hibridisasi, akan memiliki satu setengah penuh orbital sp3 dan akan membentuk satu ikatan. Dengan melihat konfigurasi elektronnya, dapat diprediksi bahwa oksigen mampu membentuk dua ikatan sigma karena pada kulit terluarnya terdapat dua elektron tak berpasangan (2py dan 2pz). Oksigen juga dapat terhibridisasi sp2, yaitu dengan mempromosikan satu elektronnya ke orbital p.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih penamabahan materi terhadap blog saya saudari wahyuni. semoga bermanfaat :)

      Hapus
  3. selamat pagi nelly. saya deyan daniel(A1C115002) ingin bertanaya. Hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, mengapa bisa demikian? terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya saudara deyan, saya akan menjawab: Hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, karena digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O. Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.

      Hapus