TUGAS TERSTRUKTUR PERTEMUAN KE-2 DAN KE-3
1. Menurut Louis de Broglie bahwa
elektron mempunyai sifat gelomabang sekaligus juga partikel. Jelaskan keterkaitan dengan teori mekanika kuantum dan teori orbital molekul.
Jawab:
Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Model atom Bohr ini merupakan model atom yang mudah dipahami, namun Bohr hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak dapat menjelaskan bagaimana adanya sub lintasan-lintasan yang terbentuk diantara lintasan-lintasan elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori atom dikaji dengan menggambarkan pendekatan teori atom mekanika kuantum.Perkembangan muktahir di bidang mekanika kuantum dimulai dari teori Max Planck yang mengemukakan kuanta-kuanta energi dilanjutkan oleh Louis de Broglie tentang dualisme partikel, kemudian oleh Werner Heisenberg tentang prinsip ketidakpastian dan yang terakhir saat ini adalah Erwin Schrodinger tentang persamaan gelombang.
Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Model atom Bohr ini merupakan model atom yang mudah dipahami, namun Bohr hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak dapat menjelaskan bagaimana adanya sub lintasan-lintasan yang terbentuk diantara lintasan-lintasan elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori atom dikaji dengan menggambarkan pendekatan teori atom mekanika kuantum.Perkembangan muktahir di bidang mekanika kuantum dimulai dari teori Max Planck yang mengemukakan kuanta-kuanta energi dilanjutkan oleh Louis de Broglie tentang dualisme partikel, kemudian oleh Werner Heisenberg tentang prinsip ketidakpastian dan yang terakhir saat ini adalah Erwin Schrodinger tentang persamaan gelombang.
Mekanika kuantum ini dapat
menerangkan kelamahan teori atom Bohr tentang garis-garis terpisah yang sedikit
berbeda panjang gelombangnya dan memperbaiki model atom Bohr dalam hal bentuk
lintasan elektron dari yang berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu menjadi
orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu. Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang
dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel
dari gelombang. Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak
kontinu (discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta
(energi kuantum). Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan frekuensi tertentu
dari cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi ini E berbanding lurus
dengan.
E = h.V
E = Energi kuantum
h = Tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J.s
V = Frekuensi
Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu. Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut suatu kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta individual. Hipotesis ini menerangkan efek fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraungu. Hipotesa dari Max Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris tentang efek fotolistrik yaitu :
hV = Kmaks + hVo
hV = Isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = Energi fotoelektron maksimum
hVo = Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam yang disinari
Orbital Elektron dan Bilangan Kuantum
E = h.V
E = Energi kuantum
h = Tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J.s
V = Frekuensi
Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu. Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut suatu kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta individual. Hipotesis ini menerangkan efek fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraungu. Hipotesa dari Max Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris tentang efek fotolistrik yaitu :
hV = Kmaks + hVo
hV = Isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = Energi fotoelektron maksimum
hVo = Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam yang disinari
Orbital Elektron dan Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum utama (n).
Bilangan ini hanya mempunyai nilai positif dan bilangan bulat bukan noln
n = 1, 2, 3, 4, …
n Bilangan kuantum orbital (azimut), l. yang mungkin bernilai nol atau bulat positif. Bilangan ini tidak pernah negatif dan tidak lebih besar dari n –1
l = 0, 1, 2, 3, …, n –1
Bilangan kuantum magnetik (ml). Nilainya dapat positif, negatif, nol dan berkisar dari –l s.d. +l (l bilangan kuantum orbital)n
ml = -l, -l + 1, -l + 2, …, 0, 1, 2, … , +l
n = 1, 2, 3, 4, …
n Bilangan kuantum orbital (azimut), l. yang mungkin bernilai nol atau bulat positif. Bilangan ini tidak pernah negatif dan tidak lebih besar dari n –1
l = 0, 1, 2, 3, …, n –1
Bilangan kuantum magnetik (ml). Nilainya dapat positif, negatif, nol dan berkisar dari –l s.d. +l (l bilangan kuantum orbital)n
ml = -l, -l + 1, -l + 2, …, 0, 1, 2, … , +l
Setiap kombinasi tiga bilangan kuantum n, l
dan m berkaitan dengan orbital elektron yang berbeda-beda. Orbital yang memiliki bilangan kuantum n
yang sama dikatakan berada dalam kulit elektron atau peringkat utama yang sama. Sementara elektron yang mempunyai nilai
l yang sama dikatakan berada dalam sub kulit atau sub peringkat yang sama. Nilai bilangan n berhubungan dengan
energi elektron dan kemungkinan jaraknya dari inti. Nilai bilangan kuantum l menentukan
bentuk geometris dari awan elektron atau penyebaran peluang elektron. Tahun 1925 Uhlenbeck dan Goudsmit
mengajukan sifat yang tak dapat dijelaskan mengenai garis halus pada spektrum
hidrogen, apabila elektron dianggap memiliki bilangan kuantum keempat. Sifat elektron yang berkaitan dengan
bilangan ini adalah spin elektron. Elektron berotasi menurut sumbunya saat
ia mengelilingi inti atom, terdapat dua kemungkinan rotasi elektron. Bilangan kuantum ini dinyatakan dengan
ms bisa bernilai + ½ atau – ½.
Teori mekanika kuantum merupakan
penyempurnaan teori atom Bohr yang juga memahami perkembangan mulai dari Max
Planck, Louis de Broglie, Werner Heisenberg dan Erwin Schrodinger. Ke empat
ahli ini saling melengkapi teorinya dengan didukung eksperimen dan fakta. Hasil penemuan Erwin Schrodinger inilah yang kemudian dikenal empat bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), magnetik (m), azimut (- l) dan spin.Bilangan kuantum inilah yang digunakan untuk menentukan kemungkinan posisi
suatu elektron dalam atom. Dengan adanya bilangan kuantum maka dapat dijelaskan
penyebarab elektron ke dalam orbital, subkulit dan kulit. Penyebaran atau
konfigurasi elektron ini menggunakan Azas Aufbau, Azas Larangan Pauli dan
Kaidah Hund. Berdasarkan konfigurasi elektron maka dapat ditentukan posisi suatu unsur dalam
Sistem Periodik Modern pada golongan dan periode tertentu.
2. Bila absorpsi sinar UV oleh ikatan rangkap menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi elektron manakah memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke tingkat tereksitasi?
Jawab:
2. Bila absorpsi sinar UV oleh ikatan rangkap menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi elektron manakah memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke tingkat tereksitasi?
Jawab:
Transisi
elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke
orbital yang lain. Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan
elektron (promosi elektron). Disebut transisi elektronik karena elektron yang
menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain
yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun sebaliknya
elektron dapat berpindah dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika
melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi
elektromagnetik.
Berdasarkan mekanika kuantum
transisi elektronik yang dibolehkan atau tidak dibolehkan (terlarang) disebut
kaidah seleksi. Berdasarkan kaidah seleksi, suatu transisi elektronik termasuk:
1. Transisi diperbolehkan bila nilai ε sebesar 103 sampai 106.2. Transisi terlarang bila nilai ε sebesar 10-3 sampai 103.
Selain
dengan melihat harga ε kaidah seleksi dapat dapat dinyatakan dengan simetri dan
spin. Berdasarkan simetri dan spin suatu transisi elektronik diperbolehkan
bila:
1. Berlangsung antara orbital-orbital dalam bidang
yang sama.
2. Selama transisi orientasi spin harus tetap.
Dalam satu molekul terdapat dua
jenis orbital yakni Orbital Ikatan (bonding orbital) dan Orbital Anti-ikatan
(antibonding orbital). Orbital ikatan di bagi menjadi beberapa jenis yakni
orbital ikatan sigma (σ, = ikatan tunggal) dan orbital phi (π, = ikatan
rangkap), sedangkan orbital nonikatan berupa elektron bebas yang biasanya
dilambangkan dengan n. Orbital nonikatan umumnya terdapat pada molekul-molekul
yang mengandung atom nitrogen, oksigen, sulfur dan halogen.
Orbital ikatan sigam (σ) dan orbital phi (π)
terbentuk karena terjadinya tumpang tindih dua orbital atom atau
orbital-orbital hibrida. Dari dua orbital atom dapat dibentuk dua orbital
molekul yakni orbital ikatan dan orbital anti ikatan.
Dengan demikian jika suatu molekul mempunyai
orbital ikatan maka molekul tersebut mempunyai orbital anti ikatan. Orbital
anti-ikatan biasanya diberi notasi atau tanda asterisk atau bintang (*) pada
setiap orbital yang sesuai. Orbital ikatan α orbital anti-ikatannya adalah α*,
sedangkan orbital ikatan π orbital anti-ikatannya adalah π*.
Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat
terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan
(nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Terjadinya transisi elektronik
atau promosi elektron dari orbital ikatan ke orbital antiikatan tidak
menyebabkan terjadinya disosiasi atau pemutusan ikatan, karena transisi
elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada vibrasi
inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat
dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip
Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini tidak semua elektron
ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut maka,
jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Keterangan
· σ : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan tunggal
· π : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap
· n menyatakan orbital non-ikatan: untuk
senyawa-senyawa yang memiliki elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan orbital yang kosong (tanpa
elektron), orbital ini akan terisi elektron ketika telah atau bila terjadi
eksitasi elektron atau perpindahan elektron atau promosi elektron dari orbital
ikatan.
Energi yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya transisi berbeda antara transisi satu dengan transisi yang lain. Transisi σ ke σ* memerlukan energi paling besar, sedangkan energi terkecil diperlukan untuk transisi dari n ke π.
Energi yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya transisi berbeda antara transisi satu dengan transisi yang lain. Transisi σ ke σ* memerlukan energi paling besar, sedangkan energi terkecil diperlukan untuk transisi dari n ke π.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar