1.
Sistem Nomenklatur
Nama
resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi IUPAC. Menurut IUPAC, nama unsur tidak
diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di awal kalimat. Dalam paruh akhir
abad ke-20, banyak laboratorium mampu menciptakan unsur baru yang memiliki
tingkat peluruhan cukup tinggi untuk dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru
ini ditetapkan pula oleh IUPAC, dan umumnya mengadopsi nama yang dipilih oleh
penemu unsur tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kontroversi grup riset mana
yang asli menemukan unsur tersebut, dan penundaan penamaan unsur dalam waktu
yang lama (lihat kontroversi
penamaan unsur).
Sistem yang saat ini digunakan adalah yang diperkenalkan
oleh Berzelius.
Dalam sistem tipografi tersebut, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan
dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa Latin merupakan bahasa sains);
misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Cu
adalah simbol untuk unsur Cuprum (tembaga), Hg adalah simbol
untuk unsur hydrargyrum (raksa), dan sebagainya.
Simbol kimia digunakan secara internasional,
meski nama-nama unsur diterjemahkan antarbahasa. Huruf pertama simbol kimia
ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya (jika ada) ditulis
dalam huruf kecil.
ALKANA
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon
yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah CnH2n
+ 2.
Aturan tata nama alkana
1.
Rantai
tidak bercabang (lurus)
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal)
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal)
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 (n-butana)
CH3-CH2-CH2-CH3 (n-butana)
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
(n-pentana)
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai
karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama
alkana.
rantai induk terdiri dari 6 atom C,
sehingga diberi nama heksana
b. Penomoran.
Berilah nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
Berilah nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor
3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih
penomoran dari ujung bawah.
c. Tentukan cabang, yaitu atom
C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil dan beri
nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Tabel 3. Nama Alkil
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan
nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk:
Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana -jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.
Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C
Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1 (isopropil)
Sehingga yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentana
b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil.
Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri: 3-etil-4metilpentana.
(3-metilheksana)
ALKENA
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon
yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Rumus umum alkena
adalah CnH2n. Nama-nama alkana merupakan dasar
penamaan seluruh senyawa karbon. Olehj karena itu, sanngat penting untuk
mengingatnya secara keseluruhan (terutama dari CH4 – C10H22)
Rumus
Molekul
|
Nama
|
Rumus Molekul dalam Bentuk Rantai C
|
CH4
|
Metana
|
CH4
|
C2H6
|
Etana
|
CH3 CH3
|
C3H8
|
Propana
|
CH3 CH2 CH3
|
C4H10
|
Butana
|
CH3 CH2 CH2 CH3
|
C5H12
|
Pentana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH3
|
C6H14
|
Heksana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH2 CH3
|
C7H16
|
Heptana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH2 CH2 CH3
|
C8H18
|
Oktana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH2 CH2 CH2 CH3
|
C9H20
|
Nonana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
|
C10H22
|
Dekana
|
CH3 CH2 CH2 CH2
CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
|
1) Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh:
• C2H4etena
• C3H6propena
• C4H8butena
2) Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Contoh:
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).
Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan:
– nomor atom C yang mengikat cabang
– nama cabang
– nomor atom C ikatan rangkap
– nama rantai induk (alkena)
Contohnya:
1-butena
|
4-metil-2-pentena
|
2,5-dimetil-3-heptuna
|
2-etil-3,6-dimetil-1,4-oktadiena
|
1,3-pentadiena
|
ALKUNA
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon
yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Rumus umum alkuna
adalah CnH 2n – 2.
1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya akhiran “ana” diganti dengan “una”.
Contoh:
C3H4: propuna
C5H8: pentuna
C4H6: butuna
C4H8
: CH CH – CH2 – CH3
(1-butuna)
C6H12
: CH3 – CH2 – CH2 – C C – CH3 (2-heksuna)
2) Alkuna rantai bercabangUrutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
3–metil–1–butuna (bukan 2–metil–3–butuna)
4–metil–2–heksana (bukan 3–metil–4–heksana)
3. Tata nama alkuna menurut IUPAC
1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.
2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.
1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.
2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.
2. Isomer Struktur Senyawa
Hidrokarbon
. Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka,
isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.
a.) Isomer rangka adalah senyawa-senyawa
yang mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda.
Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna.
Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna.
Pentana (C5H12).
CH3-CH2–
CH2-CH2-CH3
n-pentana
CH3-CH-
CH2-CH3
2-metilbutana
|
CH3
Pada alkena dan alkuna, letak ikatan rangkapnya sama
tetapi bentuk kerangka bangunnya berbeda.
Contoh :
1) Alkuna C6H10
2) Pentena (C5H10)
CH2
= CH-CH2-CH2– CH2-CH3
1-heksena
CH2
= CH-CH-CH2-CH3
3-metil-1-pentena
|
CH3
CH2
= C-CH2– CH2-CH3
2-metil-1- pentena
|
CH3
b.) Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang
memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus fungsinya berbeda.
Contoh pada
alkena dan alkuna.
1) Alkuna dianggap mempunyai gugus fungsi
isomer dimana letak gugus fungsinya berbeda.
Contoh di
atas : 1 heksuna berisomer posisi dengan 2-heksuna
4-metil-1-pentuna berisomer posisi 4-metil-2-pentuna
1-heksuna berisomer rangka dengan 4-metil-1-pentuna
2) Heksena (C6H12)
CH2=
CH – CH2 – CH2 – CH2 -CH3
1-heksena
CH2–
CH= CH2 – CH2 – CH2 -CH3
2-heksena
3) Butuna (C4H6)
CH C-CH2-CH3
1-butuna
CH3-C C-CH3
2-butuna
c.) Isomer fungsi adalah Isomer struktur yang
mempunyai bentuk kerangka yang sama namun ikatan rangkapnya berbeda.
Contohnya
bisa Anda lihat gambar dibawah ini.
Isomer
posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi
gugus fungsinya berbeda.
Contoh pada
alkena dan alkuna.
1) Alkuna dianggap mempunyai gugus fungsi , isomer
dimana letak gugus
fungsinya berbeda.
Contoh di
atas : 1 heksuna berisomer posisi dengan 2-heksuna
4-metil-1-pentuna berisomer posisi 4-metil-2-pentuna
1-heksuna berisomer rangka dengan 4-metil-1-pentuna
2) Heksena (C6H12)
CH2=
CH – CH2 – CH2 – CH2 -CH3
1-heksena
CH2–
CH= CH2 – CH2 – CH2 -CH3
2-heksena
3) Butuna (C4H6)
CH C-CH2-CH3
1-butuna
CH3-C C-CH3
2-butuna
Keisomeran
Senyawa Alkana
Pada senyawa alkana, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H10
. Jenis isomernya, yaitu isomer struktur. Perhatikan dua isomer yang dimiliki C4H10
serta titik didihnya.
Cara sistematis mencari jumlah kemungkinan isomer alkana adalah sebagai
berikut.
Sebagai
contoh kita pilih C6H14.
1)
Mulailah dengan isomer rantai lurus
2)
Kemudian kurangi rantai induknya dengan satu atom karbon dan jadikan cabang.
Tempatkan cabang itu mulai dari atom karbon nomor 2, kemudian ke nomor 3, dan
seterusnya hingga semua kemungkinan habis. Untuk C6H14,
hanya ada dua kemungkinan
Sebagaimana Anda lihat, cabang metal tidak dapat ditempatkan pada atom karbon
nomor 4, sebab sama saja dengan penempatan cabang di nomor 2.
3)
Selanjutnya, kurangi lagi rantai induknya. Kini, dua atom atom karbon dijadikan
cabang, yaitu sebagai dimetil atau etil. Sebagai contoh isomer dengan dua
cabang metal ada dua kemungkinan sebagai berikut.
Isomer dengan cabang etil untuk C6H14 tidak dimungkinkan,
karena:
Jadi, untuk
alkana dengan rumus molekul C6H14 ada 5 kemungkinan
isomer
Keisomeran Pada Alkena
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8. Jenis isomernya, yaitu isomer struktur, isomer fungsi, dan isomer geometri. Perhatikan tiga isomer struktur yang dimiliki senyawa alkena C4H8.
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8. Jenis isomernya, yaitu isomer struktur, isomer fungsi, dan isomer geometri. Perhatikan tiga isomer struktur yang dimiliki senyawa alkena C4H8.
Alkena dapat mempunyai keisomeran geometri karena mempunyai ikatan rangkap.
Contohnya yaitu keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena, yaitu cis-2-butena
dan trans-2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama, tetapi
berbeda konfigurasi. Pada cis-2-butena, kedua gugus metal terletak pada
sisi yang sama dari ikatan rangkap, sebaliknya pada trans-2-butena,
kedua gugus metal itu berseberangan.
Alkena akan mempunyai keisomeran geometri jika kedua atom C yang berikatan
rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda.
Keisomeran
pada Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia
C4H6. Jenis isomernya, yaitu isomer rangka,isomer posisi,
dan isomer gugus fungsi. Isomer gugus fungsi alkuna adalah alkadiena yang
mempunyai dua ikatan rangkap dua.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSelamat pagi nelly, saya ingin bertanya,isomer apa yang cocok digunakan untuk alkuna? dan berikan contohnya. Terima kasih
BalasHapusterimakasih atas pertanyaannya saudari ditta.saya akan menjawab: isomer yang digunakan pada alkuna yaitu isomer posisi dan isomer rantai. karena, Isomer pada suku alkuna terjadi karena perbedaan letak ikatan rangkap 3 (isomer posisi)dan adanya cabang pada rantai utama(isomer rantai)
HapusContoh : Isomer pada pentuna (C5H8)
terimakasih pertanyaannya saudari friska, saya akan menjawab: contoh ikatan yang memiliki ikatan yang kaku dengan sisi yang berlainan, kita bisa ambil contoh dari isomer struktur yaitu contohnya. paling terkenal dari isomer struktural. Di rumah pun bisa kita temukan contoh isomer struktural, seperti C3H8O (isopropil alkohol) atau biasa diidentifikasi sebagai alkohol. Selain itu ada n-propil alkohol, bahkan eter metiletil.
BalasHapusNeli, saya ingin menambahkan :
BalasHapusIsomer cis-trans terjadi bila tiap-tiap atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus atom berbeda. Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu :bentuk cis (jika gugus-gugus sejenis terletak pada sisi yang sama) dan bentuk trans (jika gugus-gugus sejenis terletak berseberangan).
Jadi 2-butena CH3-CH=CH-CH3 mempunyai isomer cis trans sbb :
Isomer Optis Aktif
2.
Isomer optis aktif terjadi pada senyawa karbon yang mengandung C kiral. Coba lihat Atom C yang berwarna coklat, atom C tersebut keempat tangannya mengikat 4 atom (gugus atom) yang berbeda. AtomC tersebut mengikat :
1) H 2) CH2CH3 3) CH2CH2CH3 4) CH3
Atom C yang keempat tangannya mengikat gugus atom berbeda disebut atom C kiral.
trimakasih atas penambahan materinya saudari ultha,,semoga bermanfaat bagi pembaca :)
Hapus